Halo Streight Face, Pandemi tidak pandemi, orang-orang tetap hobi belanja online. Kalau kamu ingat, saya pernah mengangkat topik ini di newsletter beberapa bulan lalu. Secara umum, daya beli masyarakat memang sedikit menurun, hanya kebiasannya saja yang berubah drastis. Gara-gara pembatasan gerak, semua orang mulai terbiasa berbelanja kebutuhan secara online. Terus, bagaimana predikisnya di tahun 2021 ini? Hasil pengamatan dan riset dari Jurnalis kami Risky Maulana, di samping e-commerce, vertikal seperti industri telemedicine dan e-learning seperti dapat panggung. Yuk simak beberapa laporannya di bawah. — Ekky, Tech in Asia | | 2021 masih jadi tahunnya e-commerce Sepanjang tahun 2020 lalu, kita melihat adanya peningkatan minat pasar dan investor terhadap beberapa vertikal seperti telemedicine, e-learning, pembayaran, dan layanan pesan antar makanan. empat vertikal ini merupakan vertikal yang tumbuh sepanjang tahun 2020 "berkat" wabah COVID-19. - E-commerce masih jadi primadona: Dibandingkan dengan vertikal lain yang mengalami bisnis penuh ketidakpastian, e-commerce cenderung stabil dan justru tumbuh pesat sepanjang tahun 2020.
- Rp1.16 kuadriliun: ini adalah prediksi nilai transaksi kotor e-commerce di tahun 2025. Shopee, Tokopedia, dan Lazada diprediksi bakal menguasai 3/4 GMV dari sektor e-commerce Indonesia.
- Masih diminati investor: Sepanjang tahun 2020, lebih dari 30 pendanaan disalurkan untuk startup e-commerce.
Masih banyak data-data penting yang perlu kamu ketahui tentang prediksi industri startup di tahun 2021 ini. Kamu bisa akses semuanya di sini, eksklusif untuk pelanggan Tech in Asia ID+. | | OVO dan Bareksa kerja sama bikin sekolah fintech Apa jadinya kalau industri fintech kekurangan sumber daya manusia berkualitas, tapi kebutuhannya masih tinggi? OVO dan Bareksa punya solusi yang cukup seru: bikin Fintech Academy. - Menggandeng instansi pendidikan: Untuk mewujudkan program ini, OVO dan Bareksa bekerjsa sama dengan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya.
- Berisi pengetahuan seputar idustri fintech: program ini bakal diisi oleh macam-macam ilmu seperti e-investment, insurtech, peer-to-peer lending, credit scoring, dan materi lainnya yang berkaitan dengan industri fintetch.
Baca selengkapnya kabar mengenai kerja sama OVO dan Bareksa di artikel ini. | | Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya. | | Peran komputasi awan untuk percepat ekonomi digital di Indonesia Di era kenormalan yang baru, teknologi punya peran penting untuk mempercepat perekonomian. Sebagai respon atas situasi saat ini, Microsoft Indonesia mengadakan acara Developer Conference 2021 (#DevCon21) dengan tema "Accelerating Indonesia's Digital Economy". Dalam acara ini kita dapat mempelajari bagaimana teknologi komputasi awan menjadi jadi salah satu teknologi terpercaya dalam meningkatkan nilai ekonomi digital di Indonesia. Tahun ini, #DevCon21 akan menghadirkan Scott Hanselman selaku Partner Program Manager, Microsoft Corporation. Ia bekerja untuk tim Web Platform di kantornya di Portland, Oregon. Di luar pekerjaannya, Scott telah menulis sejumlah buku dan menjadi pembicara terkemuka bagi para developer di seluruh dunia. Acara ini terbuka bagi siapa saja dan diselenggarakan secara gratis. Daftarkan diri kamu sekarang di sini. | | Clubhouse terancam diblokir Kemkominfo - Clubhouse, platform media sosial berbasis audio asal Amerika Serikat yang baru diluncurkan pada tahun 2020 lalu ini tengah naik daun. Belum lama populer, aplikasi ini terancam diblokir
- Kemkominfo selaku regulator menyatakan Clubhouse belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik di dalam negeri, sehingga peredarannya di Indonesia dianggap tak sesuai peraturan.
Bobobox luncurkan Bobocabin - Bobocabin merupakan produk ketiga yang diluncurkan oleh Bobobox, setelah sebelumnya meluncurkan produk akomodasi co-living yang bernama Boboliving, dan layanan hotel kapsul.
- Bobocabin mengusung konsep elevated camping dengan dukungan fasilitas canggih berbasis IoT.
Bytedance bantah rumor Tiktok IPO di Amerika Serikat - Rumor ini datang dari The Global Times yang menyebutkan bahwa di bawah tekanan pemerintahan Trump, ByteDance berencana mendiversifikasi aset TikTok di AS menjadi sebuah entitas usaha baru.
- Faktanya, sumber dari Reuters menyatakan bahwa tidak ada pembicaraan mengenai hal tersebut di internal perusahaan.
| | - [Gratis] Fintech Forum with AWS | 23 Februari 2021
Konferensi setengah hari yang membantu kamu mendapatkan insight tren terdepan berbagai teknologi yang merevolusi fintech. Daftar di sini. - [Gratis] Microsoft #DevCon21 | 25 Februari 2021
Pelajari bagaimana komputasi awan bisa jadi salah satu teknologi terpercaya untuk meningkatkan nilai ekonomi digital di Indonesia. Daftar di sini. - [Berbayar] Tech in Asia PDC'21 Virtual | 7-8 April 2021
Kuasai praktik terbaik dalam mengembangkan produk yang berorientasi pada hasil dari Grab, Zoom, HappyFresh, dan lainnya. Dapatkan tiket early-bird dengan diskon 70% di sini | | Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini. Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox. Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!) | | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar