Laman

Kamis, 25 Februari 2021

Startup India masuk ke Asia Tenggara, sesulit apa sih?


Startup dan Teknologi Hari Ini


Kamis, 25 Februari 2021

Halo Streight Face,

OYO, startup perhotelan yang masuk ke Indonesia beberapa tahun adalah salah satu pionir startup India yang agresif berekspansi ke pasar mancanegara. Dan tentu saja, mereka bukan jadi yang terakhir. Perlahan tapi pasti, satu persatu startup dari India mulai memasuki pasar Asia Tenggara.

Kira-kira, bakal sesulit apa ya? Di artikel premium terbaru kami, kamu bisa membaca selengkapnya laporan dan insight mendalam terkait potensi, kesempatan, dan tantangan para startup India bereksansi ke wilayah Asia Tenggara. Simak rangkumannya di bawah yuk!

Ngomong-ngomong, kami lagi mengadakan acara nonton bareng Microsoft Developer Conference 2021. Kalau kamu mau belajar seputar AI, cloud computing hingga bahasa pemrograman, langsung tonton sesinya di sini. Gratis! 

— Ekky, Tech in Asia

HIGHLIGHT

Amartha dana kucuran dana dari perusahaan financing Amerika Serikat

Lendable, perusahaan asal Amerika Serikat memberikan debt facility sebesar US$50 juta untuk Amartha. Beberapa fakta menarik terkait pendanaan ini:
  • Fokus untuk pemberdayaan perempuan: Debt facility ini dimaksudkan untuk kemudian disalurkan kembali kepada penguasaha mikro perempuan di wilayah terpencil di Indonesia.
  • Dukung perempuan sedari awal: Sejak 2010, Amartha mengklaim telah membantu pemberdayaan perempuan dan telah menyalurkan dana ke lebih dari 616.000 pengusaha mikro perempuan.
Baca kabar selengkapnya di artikel ini.

 

Startup India masuk pasar Asia Tenggara: gampang gampang susah


Kalau bicara soal ekspansi Asia Tenggara, kita lebih sering mendengar pergerakan startup Amerika Serikat dan Cina. Tapi jangan lupa dengan kekuatan startup India yang tumbuhnya perlahan tapi pasti.
  • Gelombang baru startup India: Nama besar startup India seperti OYO dan Ola lebih sering kita dengar namanya, berkat ekspansi mereka yang agresif. Tapi, akhir-akhir ini, startup seperti Meesho, Livspace, Pine Labs dan lainnya juga sudah mulai menjajakkan kaki di berbagai negara di Asia Tenggara.
  • Dinamika pasar yang mirip: Sekilas, pasar India dan Asia Tenggara punya demografi pasar yang mirip: pasar kelas menengah yang besar serta kaum muda yang melek digital.
  • Ekosistem investor yang sama: Pendanaan dari perusahaan modal ventura, seperti Sequoia Capital India dan Jungle Ventures, memiliki pengaruh di pasar India dan Asia Tenggara. Jadi, tak mengherankan bila banyak startup India yang berekspansi ke Asia Tenggara mendapat dukungan oleh investor ini atau investor serupa.
Baca selengkapnya riset dan laporan mendalam kami soal peluang startup India yang mulai masuk pasar Asia Tenggara; eksklusif untuk pelanggan Tech in Asia ID+.

 

ARTIKEL PREMIUM PILIHAN

Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya.

Kenapa email marketing masih dipakai banyak perusahaan? 


Dengan jumlah pengguna email yang lebih banyak dibanding media sosial, pemasaran lewat medium ini punya potensi yang besar (dan lebih murah) untuk dicoba.

Baca gratis di sini (khusus pengguna terdaftar).

DAILY DIGEST

ANGIN salurkan investasi tahap awal sebesar Rp35 miliar sepanjang 2020

Tencent rilis dua game terpopuler mereka pada platform cloud gaming

  • Perusahaan gim video terbesar di dunia, Tencent, mengumumkan bahwa dua gim mobile andalannya telah diadaptasi ke dalam platform cloud.
  • Konsultan riset pasar gim video Newzoo memperkirakan industri cloud gaming bakal memiliki nilai pasar mencapai US$5,1 miliar (Rp71 triliun) pada 2023 mendatang

Spotify bakal menghadirkan audio kualitas tinggi

  • Layanan yang bernama Spotify HiFi ini ditargetkan bakal hadir pada akhir tahun 2021 nanti.
  • Pihak Spotify rencananya akan menjajaki potensi kerja sama dengan produsen speaker guna mengembangkan layanan Spotify HiFi. 
  • Belum ada informasi lanjutan terkait biaya berlangganan untuk Spotify HiFi.

EVENT MENDATANG

  • [Berbayar] Tech in Asia PDC'21 Virtual | 7-8 April 2021
Kuasai praktik terbaik dalam mengembangkan produk yang berorientasi pada hasil dari Grab, Zoom, HappyFresh, dan lainnya. Dapatkan tiket early-bird hanya Rp210.000 (harga normal 700.000) di sini.

LOKER MINGGU INI

Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar