Happy weekend , Streight Face! Jadi minggu ini saya menonton sebuah film yang cukup menarik. Intinya adalah—biar tidak menebar spoiler bagi kamu yang belum nonton—usaha panjang salah satu karakter untuk mendapatkan apa yang diinginkan akhirnya terbayar. Bukan saja sukses mendapatkannya, ia juga menerimanya dalam jumlah tak terbatas. Bisa kamu tebak, awalnya ia sangat senang. Namun setelah beberapa waktu, ia mulai merasa bosan dan hampa. Padahal apa yang ia inginkan telah tercapai, bahkan dalam jumlah tak terbatas. Ini langsung mengingatkan saya pada film The Matrix. ---[PERINGATAN SPOILER. Bila kamu tak ingin terkena spoiler The Matrix, silakan lompati tiga paragraf di bawah dan langsung menuju ke AKHIR DARI SPOILER]--- The Matrix menceritakan umat manusia yang merasa sedang menjalankan kehidupan sehari-hari secara normal, padahal mereka sebenarnya sedang tertidur. Kehidupan yang dijalani hanya ada di pikiran mereka. Sang Mesin menjadikan umat manusia yang tertidur ini sebagai sumber energi. Awalnya Sang Mesin merancang sebuah simulasi di mana tidak ada kesulitan. Manusia bisa mendapatkan apa pun yang diinginkan. Namun ternyata setelah berjalan beberapa lama, banyak manusia menolak simulasi ini. Sang Mesin memutuskan simulasi ini adalah bencana, lalu membuat simulasi lain di mana terdapat kesulitan dan reward. Simulasi inilah yang akhirnya digunakan terus. ---[AKHIR DARI SPOILER]--- Tentu saja, ini sebuah film. Namun ketika saya berpikir lebih dalam, saya bisa menemukan contoh seperti ini dalam kehidupan nyata. Saya dulu adalah seorang kolektor model plastik robot Gundam. Saya punya ratusan barang koleksi, mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan yang setinggi anak berusia 6 tahun. Dari ratusan koleksi ini, ada satu yang selalu ingin dirakit tapi saya tunda terus-menerus. Saya selalu membeli Gundam baru, sambil terus memikirkan satu Gundam tersebut. Ini adalah cara saya menghindar untuk merakit Gundam spesial ini. Saya akhirnya memutuskan untuk merakit Gundam yang sudah disimpan tiga tahun tersebut. Setelah merakitnya, saya tidak pernah merakit Gundam lagi, hingga akhirnya saya putuskan untuk menjual sebagian besar koleksi saya. Bisa dibilang, saya kehilangan tujuan setelah saya merakit Gundam yang satu ini. Saya dulu juga gemar bermain gim Diablo III. Melakukan grinding ratusan jam, mengalahkan musuh yang sama berulang-ulang, hanya demi naik ke level selanjutnya. Suatu hari, saya bertemu seorang pemain. Ia menjatuhkan beberapa equipment yang sangat sakti. Tanpa pikir panjang, saya ambil dan saya pakai. Tentu saja saya lalu merasa bak dewa. Musuh mati dengan mudah, dan saya bersenang-senang selama satu jam setelahnya. Hari itu adalah hari terakhir saya memainkan Diablo III. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar