| Kita sebagai manusia juga punya banyak sifat dasar yang serupa, sebuah respons dasar yang sama. Bila kamu belum menyadarinya, para pemilik brand dan perusahaan besar sudah menggunakan hasil riset sifat dasar manusia untuk memengaruhi kita sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai contoh, manusia akan cenderung melakukan hubungan timbal balik. Kita cenderung melakukan sesuatu untuk orang lain, jika orang lain tersebut sudah pernah melakukan sesuatu untuk kita (reciprocity). Ini berarti kamu akan cenderung memperoleh bantuan dari orang lain yang sudah kamu sudah pernah bantu. Kita juga cenderung setuju jika banyak orang lain setuju. Beberapa restoran menggunakan fakta ini untuk menjual menu tertentu. Memberi tanda "recommended" mungkin efektif untuk meningkatkan penjualan salah satu menu. Tapi penelitian mengatakan bahwa jika ada sebuah menu yang diberi tanda "our best seller", maka menu tersebut akan terjual 20 persen lebih banyak. Ini karena kita lebih percaya pilihan banyak orang, ketimbang rekomendasi dari sang pemilik restoran. Kelangkaan juga akan mendorong kita mengambil keputusan dengan lebih cepat. Jika pada suatu supermarket ada sebuah barang yang ditandai "tiap customer hanya bisa beli maksimal 2 item", maka penjualan barang tersebut akan naik dua kali lipat. Dengan cara ini, pengelola supermarket memengaruhi secara langsung penjualannya, membuat kamu melakukan apa yang ingin ia lakukan. Fun fact: sereal terlaris di supermarket berdasarkan penelitian adalah yang bisa diambil langsung oleh anak kecil (tidak berada di rak yang terlalu tinggi). Lalu bagaimana dengan sereal yang berada di rak lebih tinggi? Mereka mencetak muka karakter dengan cukup besar dan membuat mata karakter melihat sedikit ke bawah, untuk membentuk koneksi dengan sang anak kecil. Menurut Robert Cialdini, Profesor Psikologi dan Marketing dari Universitas Arizona, jika seseorang sedang mencari sofa secara online dan sampai ke halaman situs web dengan latar belakang gambar awan, maka ia akan cenderung mencari sofa yang nyaman dan empuk sebagai prioritas. Sebaliknya, orang yang masuk ke halaman situs web dengan gambar uang, maka ia akan cenderung mencari sofa yang sedang mendapatkan potongan harga atau lebih murah sebagai prioritas. Yang dilakukan sang pemilik situs web adalah menarik perhatianmu pada sebuah tema atau kondisi, hingga akhirnya menuntunmu ke sebuah sofa yang ia ingin kamu beli (bukan yang kamu mau). Satu contoh terakhir. Seorang pria datang ke toko baju, roti, supermarket, serta mencoba untuk meminta nomor telepon dari para pengunjung wanita yang ia anggap menarik. Ia mendapatkan respons yang kurang lebih sama di toko-toko ini. Tapi ada satu toko yang punya keberhasilan berkali-kai lipat lebih tinggi, yaitu toko bunga. Ini karena ketika para wanita masuk ke toko bunga, mereka sudah dikondisikan dengan keadaan lebih bahagia, harum, indah, dan romantis. Pria dalam percobaan ini mendapatkan dua kali lebih banyak nomor telepon ketimbang toko roti misalnya. Karena toko roti tak mengondisikan sesuatu yang romantis. Contoh-contoh di atas adalah cara yang digunakan oleh brand atau perusahaan untuk membuatmu berkata, "Ya, saya akan beli yang ini," atau, "Ya, saya akan menggunakan jasa kamu," hingga, "Ya, saya akan bekerja sama dengan kamu." Jadi, jika kamu sering mendengar FOMO (fear of missing out) sebagai salah satu taktik marketing, maka itu hanyalah satu dari ratusan faktor yang bisa digunakan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kamu inginkan. Mereka menyebutnya sebagai trik marketing, tapi sebenarnya ini adalah memahami psikologi manusia, serta menggunakan itu untuk membuat halaman situs web yang lebih baik, meneken sebuah kesepakatan dengan klien, sampai dengan menjual lebih banyak produk. Tentu saja saya tak bisa membahas semuanya dalam satu newsletter saja. Jadi biar saya pindahkan tongkat estafet ini ke kamu untuk mencari tahu dan menggunakannya dalam kehidupan profesional kamu untuk mendapatkan hasil lebih baik. Tip: jika ada keinginan yang cukup kuat untuk membeli sesuatu, saya biasanya akan menundanya selama dua minggu. Ini membantu saya menetralkan semua trik psikologi yang mendorong saya untuk mengeklik "beli sekarang". Kecuali langganan TIA ID+ yang sudah jelas akan membantumu dalam kehidupan profesional kamu :). Have a nice weekend. Salam, Hendri Salim Tech in Asia Indonesia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar