Halo Streight Face, Selamat bulan April! Tahu kah kamu? Lebih dari setengah pelaku industri fintech Indonesia diisi oleh penyedia layanan peer-to-peer lending. Makanya nggak heran, kita sering mendengar macam-macam berita soal layanan pinjaman online, dari berita bagus sampai berita yang kurang mengenakkan. Ini bukan April Mop lo. Sebaliknya, kami baru saja data-data terkait industri fintech di Indonesia. Ada data menarik apa saja ya? Simak selengkapnya di bawah. — Ekky, Tech in Asia P.S.: Penting nggak sih, sebuah bisnis menjadi cloud native? Jawabannya bisa kamu temukan di sini. | | Berbagai fakta menarik seputar industri fintech Indonesia Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, industri fintech memang didominasi oleh pelaku P2P lending, tapi tentu saja industri ini diisi oleh macam-macam penyedia layanan lain, mulai dari platform investasi, pembukuan finansial, blockchain, dan masih banyak lagi. Lewat artikel data terbaru kami, kamu bisa menemukan beberapa informasi dan fakta menarik seperti: - Pertumbuhan pinjaman yang disalurkan: Secara year on year, total pinjaman yang disalurkan oleh pelaku P2P lending mencapai Rp56,16 triliun atau tumbuh 20 persen. Ini dibarengi dengan risiko tumbuhnya kredit macet di industri ini.
- Tren pendanaan dari tahun ke tahun: Pandemi COVID-19 tidak menghalangi investor untuk mengucurkan dana ke industri ini. Di tahun 2020 kemarin, lebih dari $500 juta disalurkan ke berbagai startup fintech.
- Geliat fintech di perusahaan teknologi besar: Raksasa teknologi seperti Gojek, Traveloka hingga Shopee juga mulai mempertajam fokus mereka di layanan fintech. Hal ini tercermin lewat berbagai akuisisi bank lokal yang terjadi akhir-akhir ini.
Baca selengkapnya peta lanskap pelaku industri fintech di Indonesia, khusus untuk pelanggan Tech in Asia ID+. | | AirAsia berencana rambah sektor ride-hailing Sepertinya, ambisi AirAsia untuk jadi super app belum cukup juga. Soalnya, mereka hendak menyasar bisnis ride-hailing dan berkompetisi langsung dengan Gojek dan Grab. - Dalam proses transformasi digital: CEO AirAsia Group, Tony Fernandes perusahaannya akan fokus di sektor logistik dan juga membuka kemungkinan untuk terjun di sektor ride-hailing.
- Terus berambisi jadi super app: Saat ini, AirAsia sudah memiliki 17 lini bisnis yang mencakup macam-macam sektor, seperti online travel agent, logistik, media, dompet digital, dan lain-lain.
- Baru dapat pendanaan: Di bulan Maret 2021, AirAsia juga baru saja mendapat suntikan dana baru sebesar US$82 juta. Dana ini bakal digunakan untuk pengembangan super app dan plaftorm fintech mereka.
Baca selengkapnya kabar rencana AirAsia menyasar bisnis ride-hailing. | | Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya. | | Pinjaman Akseleran tumbuh 2 kali lipat - Penyaluran pinjaman startup P2P lending Akseleran berhasil menyentuh angka Rp110 miliar pada Februari 2021, atau meningkat 2 kali lipat year on year.
- Akseleran juga melaporkan penyaluran pinjaman mereka sejalan dengan rendahnya rasio kredit macet (NPL) yang berada di kisaran 0,2 persen selama periode Desember 2020 hingga Februari 2021.
- Secara total, Akseleran sudah menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp2,2 triliun kepada 2.500 peminjam hingga pertengahan Maret 2021.
Spotify akuisisi aplikasi serupa Clubhouse - Spotify mengumumkan akuisisinya terhadap Betty Labs, pengembang aplikasi yang memproduksi Locker Room, platform media sosial berbasis audio mirip Clubhouse.
- Spotify berencana mengembangkan Locker Room menjadi platform yang menghubungkan kreator konten dan penggemarnya untuk membahas beragam topik,
- Tidak disebutkan berapa besar biaya yang dikeluarkan Spotify di akuisisi ini.
LinkedIn uji coba fitur audio - Seakan tidak ada habisnya, pihak yang mencoba mereplikasi kesuksesan Clubhouse, kali ini giliran LinkedIn yang mencoba fitur serupa.
- Fitur audio ini sedang dikembangkan oleh LinkedIn sebagai respon atas banyaknya permintaan dari para pengguna.
- Pihak LinkedIn belum bisa memastikan tanggal rilis fitur ini, tetapi mereka akan memulai uji coba dalam versi Beta dalam waktu dekat.
| | - Road to PDC'21 Virtual: What does cloud-native mean for the enterprise | 1 April 2021
Sesi ini akan menghadirkan Wendie Cheung selaku Product Marketing Manager SUSE dan Derek So selaku Principal Technologist, APJ, SUSE—dengan topik pentingnya mengembangkan cloud-native enterprise. Daftar gratis sekarang. - Road to PDC'21 Virtual: Infusing analytic DNA into product design | 5 April 2021
Mau belajar tentang bagaimana cara memanfaatkan data untuk kebutuhan product design? Simak sesi dari Amber Liang selaku Senior Product Manager Lazada. Daftar gratis sekarang. - PDC'21 Virtual | 7-8 April 2021
Temukan tip praktis dari 20+ expert di bidang pengembangan produk hingga kesempatan networking dengan para pemimpin industri teknologi. Dapatkan tiketnya di sini. | | Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini. Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox. Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!) | | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar