Laman

Rabu, 21 April 2021

Intip data industri fintech indonesia terbaru


Startup dan Teknologi Hari Ini


Rabu, 21 April 2021

Halo Streight Face,

Tahu enggak, industri fintech sekarang jadi salah satu sektor yang punya potensi besar untuk berkembang di Indonesia.

Kalau mengutip laporan survei Asosiasi Fintech Indonesia, ada 23 model bisnis fintech baru yang tercatat sebagai penyelenggara inovasi keuangan digital di dalam negeri.

Mau tahu lebih detail terkait pertumbuhan industri ini? Tenang, tim riset Tech in Asia Indonesia sudah merangkumnya untuk kamu! 

— Diah, Tech in Asia

HIGHLIGHT

Melihat data perkembangan sektor fintech di Indonesia 


Menurut laporan survei Asosiasi Fintech Indonesia, layanan peer-to-peer (P2P) lending jadi salah satu sektor fintech yang sukses di Indonesia. Jumlah penyaluran pinjaman melalui industri fintech di bidang ini mencapai Rp81 T pada 2019, meningkat 259 persen dibanding tahun sebelumnya. 

Namun, jenis layanan baru juga mulai bermunculan seperti equity crowdfund, robo-advisory, insurtech, dan investment platform. 

 Untuk mengetahui data lengkap terkait perkembangan industri fintech di Indonesia, Tech in Asia Indonesia telah merangkum sejumlah data penting mulai dari addressable market, tren pertumbuhan transaksi uang elektronik, hingga profil singkat para pelaku industri di dalamnya.

Akses data selengkapnya di sini, khusus untuk pelanggan Tech in Asia ID+

Langkah Singtel yang ingin kuasai industri game kasual di Asia 


Perusahaan telekomunikasi terbesar Singapura, Singtel, baru saja meluncurkan sebuah joint venture untuk sektor gaming bernama Storms. Langkah ini pun didukung oleh perusahaan telekomunikasi lain di Asia, yaitu AIS dari Thailand dan SK Telecom dari Korea.
  • Terjun ke industri game: Salah satu kekuatan besar Storms adalah timnya yang terdiri dari banyak veteran di industri game. Latar belakang para anggota tim di industri game ini pun memberikan kredibilitas dan akses yang solid bagi Storms ke banyak studio game di Asia Tenggara.
  • Gaet pasar kasual: Di Asia Tenggara, Sea Group mendominasi sebagai salah satu publisher terbesar di segmen hardcore gaming. Singtel  yakin ini membuka ruang bagi publisher game casual dan hyper-casual untuk menggaet sisa pasar yang ada. Apalagi, game casual umumnya sederhana, mudah dibuat, dan cocok untuk semua usia dan demografis.

Baca selengkapnya tentang manuver Singtel dalam menggeluti industri game kasual di Asia, khusus untuk pelanggan Tech in Asia ID+

ARTIKEL PREMIUM PILIHAN

Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya.

Gojek "Bakar" Rp2 Triliun untuk Biayai Operasional Tahun 2019 di Singapura


Meski sudah beroperasi sejak tahun 2018, performa Gojek di Singapura belum bisa menyamai kesuksesannya di negeri asalnya, Indonesia.
 

DAILY DIGEST

Entitas gabungan Gojek - Tokopedia bakal dipimpin Andre Soelistyo

  • Saat ini Andre Soelistyo menjabat sebagai Co-CEO Gojek. Andre juga akan memimpin langsung unit bisnis pembayaran digital dan layanan keuangan Dompet Karya Anak Bangsa, alias GoPay.
  • Presiden Tokopedia Patrick Cao akan menjadi presiden dalam entitas gabungan tersebut. Sementara Co-CEO Gojek Kevin Aluwi akan tetap memimpin unit bisnis ride-hailing. Begitu pula CEO Tokopedia William Tanuwijaya yang akan memimpin unit bisnis e-commerce Goto.
  • Pemegang saham Gojek dikabarkan bakal menguasai 58 persen saham di entitas gabungan hasil merger dengan Tokopedia tersebut. Entitas gabungan ini nantinya akan memiliki tiga unit bisnis utama yaitu ride-hailing, e-commerce, serta unit pembayaran digital dan layanan keuangan.

Cina desak Ant Group untuk mendivestasi saham Jack Ma

  • Ant Group dikabarkan tengah menjajaki opsi untuk mendivestasi saham milik Jack Ma setelah mengadakan pertemuan dengan otoritas Cina. Divestasi ini disebut sebagai upaya mengurangi tekanan dari pemerintah terhadap perusahaan teknologi raksasa tersebut. 
  • Pihak otoritas Cina mengadakan pertemuan dengan Ant Group dan Jack Ma secara terpisah. Kabarnya, salah satu agenda pembahasan dalam pertemuan ini membahas kemungkinan Ma untuk exit dari Ant Group.
  • Menanggapi kabar ini, pihak Ant Group membantah bahwa mereka tengah mempertimbangkan untuk mendivestasi saham milik Ma

SURAT PEMBACA 

Mau suratmu dibaca oleh lebih dari 20 ribu pembaca newsletter Tech in Asia Indonesia? Kirim suratmu—baik dalam bentuk pertanyaan, saran, kritik, dan lain-lain—di sini.  

Halo tim!

Terima kasih udah memberikan info-info terbaru terkait dunia startup setiap hari lewat newsletter kalian. Tapi boleh juga dong sesekali diinfokan artikel TIA yang gratis, biar pembaca dengan budget minim bisa juga nikmatin kontennya. Terima kasih.

Tetap semangat ya. - Aldo

Halo Aldo!

Terima kasih ya, sudah setia membaca newsletter kami setiap hari (jadi terharu). Sebenarnya, lewat segmen daily digest dan artikel premium pilihan kamu bisa membaca rangkuman berita-berita singkat atau nonpremium dari kami. 

Tapi, kalau kamu tertarik untuk membaca laporan in-depth atau artikel premium lainnya dengan harga terjangkau, kamu bisa lo, berlangganan dengan paket trial di Tech in Asia ID+. Hanya dengan Rp15 ribu—lebih murah dari harga kopi susu—kamu bisa mengakses seluruh artikel premium di Tech in Asia ID+ selama 14 hari. :) 

Semoga membantu, ya! 

LOKER MINGGU INI

Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar