| Halo Streight Face, Mengutip laporan dari KSEI, jumlah investor saham ritel di Indonesia makin meningkat. Kira-kira gimana dampaknya ke pertumbuhan aplikasi saham? Lalu, aplikasi saham kekinian ada bedanya enggak sih dengan aplikasi sekuritas konvensional? Jawabannya ada di artikel yang sudah kami ulas. Cek di bawah, ya! — Diah, Tech in Asia | | Gimana cara aplikasi saham bisa berkembang? Data terbaru Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat bahwa jumlah investor saham ritel di Indonesia kini mencapai 2,17 juta investor. Gimana dampaknya ke pertumbuhan aplikasi saham? - Menarik di mata perusahaan modal ventura: Pada bulan Januari 2021, Stockbit berhasil meraih pendanaan sebesar Rp436 M, sedangkan Ajaib mendapatkan pendanaan Seri A dengan nilai total mencapai Rp1,3 T pada bulan Januari dan Maret tahun ini. Berita seperti itu hampir tidak pernah terdengar dari sekuritas konvensional yang sejak bertahun-tahun telah memfasilitasi jual-beli saham bagi investor ritel di tanah air.
- Edukasi lewat influencer: Strategi pemasaran yang menjangkau kalangan milenial jadi kunci. Stockbit dan Bibit bekerja sama dengan sosok berpengaruh seperti Deddy Corbuzier dan Raditya Dika dalam memproduksi konten edukasi.
- Beda dengan aplikasi sekuritas konvensional: Aplikasi saham yang dibuat oleh startup disebut menawarkan keunggulan berupa kemudahan dan aksesibilitas dalam genggaman.
Baca selengkapnya tentang tren perkembangan aplikasi saham kekinian, khusus pelanggan Tech in Asia ID+ | | | Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya. | | | Gojek "Bakar" Rp2 Triliun untuk Biayai Operasional Tahun 2019 di Singapura Meski sudah beroperasi sejak tahun 2018, performa Gojek di Singapura belum bisa menyamai kesuksesannya di negeri asalnya, Indonesia. | | Rencana Grab melantai di bursa saham Singapura - Grab dikabarkan tengah mempertimbangkan melantai di bursa saham Singapura setelah menyelesaikan listing di bursa saham NASDAQ melalui merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC).
- Masih belum ada informasi lebih lanjut mengenai target pendanaan yang ingin dicapai oleh Grab maupun kapan mereka akan mendaftar di bursa tersebut.
- Mengutip Reuters, Grab tidak akan mendapat banyak keuntungan dari melantai di bursa saham Singapura (SGX)karena mereka sudah memiliki cadangan kas yang cukup. Listing ini justru lebih menguntungkan SGX yang masih berupaya meningkatkan performa pasar sahamnya dalam beberapa tahun terakhir.
Bursa cryptocurrency bakal resmi di Indonesia - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama menyatakan pihaknya akan mengesahkan bursa resmi khusus perdagangan cryptocurrency (mata uang kripto).
- Pembentukan bursa mata uang kripto di Indonesia ini mendapatkan dukungan dari sejumlah kementerian, antara lain Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan.
- Bursa ini rencananya bakal hadir di Indonesia pada semester kedua 2021.
Jungle Ventures galang dana investasi keempat - Perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura ini menargetkan bisa menghimpun dana investasi sekitar Rp3,6T.
- Penggalangan dana ini diharapkan dapat ditutup pada paruh kedua tahun 2021. Hasil penggalangan dana akan digunakan untuk investasi pada startup Asia Tenggara yang berada di putaran pendanaan Seri A dan Seri B.
- Perusahaan modal ventura ini sebelumnya telah berinvestasi di sejumlah startup di Asia Tenggara seperti Sociolla, Waresix, dan KiotViet.
| | | Mau suratmu dibaca oleh lebih dari 20 ribu pembaca newsletter Tech in Asia Indonesia? Kirim suratmu—baik dalam bentuk pertanyaan, saran, kritik, dan lain-lain—di sini. | | | "Just want to thank TIA team for the amazing PDC'21 virtual last week! I learnt a lot from all the speakers and the sessions, as always. Looking forward to a physical conference in the near future. Kangen suasana event banget!" - Rina Hi Rina! We're happy that you enjoyed the conference as much as we do. Kami pun kangen banget! Pastinya kalau enggak ada pandemi kita bakal berkumpul seperti biasanya. Untuk saat ini, kami cuma bisa berharap semoga pandemi ini segera berakhir dan kita bisa bertemu langsung di berbagai event Tech in Asia mendatang. Finger-crossed! In the meantime, kamu bisa nonton berbagai rekaman event kita yang lalu-lalu (khusus pelanggan Tech in Asia ID+ ya hehe) semoga mengobati kerinduan. Sampai jumpa di event berikutnya! | | Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini. Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox. Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!) | | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar