Hai Streight Face, Kabar dari Gojek, Tokopedia, dan Grab yang berambisi melantai di bursa saham Amerika Serikat kembali mengemuka di awal kuartal kedua 2021. Secara kebetulan (atau memang disengaja?) mencuatnya kabar dari sederet perusahaan teknologi besar di Asia Tenggara ini muncul silih berganti di minggu ini. Gojek dan Tokopedia dikabarkan tinggal tunggu persetujuan dari para investor masing-masing untuk melakukan langkah merger. Entitas gabungan ini akan terdiri dari dua eksekutif dari masing-masing perusahaan, dengan valuasi gabungan yang diperkirakan mencapai US$18 miliar (Rp263 triliun). Namanya juga disebut bakal berubah jadi Goto--dibaca go to dalam bahasa Inggris--yang kemungkinan merupakan gabungan dari kata pertama dua perusahaan tersebut. Saya pribadi berharap bila berubah pun, namanya bukan itu. "Goto" bakal menyisakan pekerjaan rumah bagi mereka di masa depan untuk mengedukasi kembali masyarakat, karena konsumen di nusantara sudah terlanjur terbiasa dengan nama masing-masing yang pakai bahasa Indonesia. Di sisi lain, Grab akhirnya resmi mengumumkan bakal melantai di Nasdaq lewat jalur merger dengan entitas SPAC Altimeter Growth. Nilai valuasinya pun digadang-gadang jadi IPO terbesar lewat jalur SPAC, hingga menyentuh US$39,6 miliar (Rp578 triliun). Angka valuasi ini bahkan lebih optimistis dibanding perkiraan Tech in Asia (🔒) sebelumnya di US$27 miliar (Rp394 triliun) yang menggunakan revenue multiple 15,3 kali. Altimeter selaku partner Grab dalam upaya IPO di Nasdaq cukup yakin bahwa performa Grab akan melejit di tahun-tahun mendatang. Tak hanya memberi valuasi perusahaan yang relatif tinggi, mereka juga menyepakati klausul periode penguncian saham (lock-up) selama tiga tahun (biasanya hanya setahun). Klausul ini membuat Altimeter baru bisa menjual sahamnya di Grab setelah tiga tahun sejak merger. Makin panjang periode lock-up, makin besar risiko yang harus dihadapi pemilik saham karena fluktuasi saham yang sulit diprediksi. Altimeter bahkan menyebut Grab sebagai "gabungan hal-hal terbaik dari Uber, DoorDash (startup pesan-antar makanan di Amerika Serikat), serta Ant (fintech raksasa dari Cina)". Saya pribadi menantikan momen di mana para perusahaan teknologi besar Asia Tenggara benar-benar sudah tercatat sebagai perusahaan publik. Saya tak punya saham ataupun kepentingan personal di perusahaan-perusahaan tersebut, tapi saya melihat ini sebagai momen kedatangan transparansi publik. Kita akhirnya tahun ini bakal bisa melihat bersama-sama penghasilan, beban operasional, hingga laba/rugi dari perusahaan teknologi besar asal Asia Tenggara ini. Kita tak hanya akan disuguhi narasi tentang bagaimana perusahaan-perusahaan ini telah memberi dampak positif di masyarakat, tapi juga melihat realita di balik layar tentang bagaimana mereka berjuang mempertahankan bisnis, mengejar profitabilitas, serta menghadapi sederet tantangan. Nantikan analisis dan cerita-cerita menariknya dari kami di masa depan. Salam, Iqbal Kurniawan Editor-in-Chief, Tech in Asia Indonesia | | Ulasan dan kabar seputar industri teknologi dan ekosistem startup yang perlu kamu ketahui: - Segmen online grocery dalam negeri mengalami perkembangan pesat akhir-akhir ini, khususnya di masa pandemi. Simak infografik kami (🔒) yang menjabarkan kondisi, potensi, hingga para pelakunya di dalam negeri saat ini.
- Seiring perkembangan literasi finansial, jumlah investor retail di dalam negeri terus tumbuh dari tahun ke tahun. Di tengah pertumbuhan ini, sejumlah perusahaan teknologi dalam negeri (🔒) juga ikut mendulang cuan.
- Huawei hendak menantang dominasi Tesla di sektor kendaraan listrik. Tak berhenti di situ saja, perusahaan dari Cina ini juga tengah merancang sistem kendaraan tanpa awaknya sendiri.
- Tak ingin ketinggalan dari Alibaba, Tencent selaku raksasa teknologi dari Cina lainnya ikut mendirikan pusat data di Indonesia. Sejumlah layanan yang terafiliasi, seperti JOOX, WeTV, sampai bank digital Neo Commerce, bakal pakai fasilitas ini.
- Populartias Clubhouse sempat melejit di Indonesia pada awal tahun. Namun, memasuki kuartal kedua 2021, gaungnya terasa kian meredup (🔒). Apa penyebabnya?
| | - AI Executive Talks: Transform your Business Performance with Conversational AI | 20 April 2021
Kamu business leader dan ingin belajar lebih dalam tentang pentingnya chatbot untuk perkembangan bisnis? Pelajari selengkapnya lewat acara ini. Reservasi gratis di sini. | | Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter mingguan ini dikirim dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini. Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox. Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!) | | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar