Halo Streight Face, Menutup hari terakhir di tahun 2020, kami masih punya beberapa highlight berita paling penting dan favorit pembaca Tech in Asia Indonesia sepanjang bulan November sampai Desember. Ada juga nih, pesan sponsor dari tim editorial Tech in Asia Indonesia yang mau kasih sedikit sneak peek soal apa saja sih yang bisa kamu dapatkan dari kami di tahun 2021 ke depan. Let's end this year with a blast! — Ekky, Tech in Asia | | NOVEMBER - DECEMBER RECAP | | Kenapa ekosistem digital butuh lebih banyak pekerja perempuan? Survei NextGeneration di tahun 2018 menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di sektor perusahaan teknologi global ada di angka 33,7 persen. Masih jauh dari seimbang. Kalau kamu bertanya, "memang benar faktanya demikian, tapi apakah penting membawa isu inklusivitas gender di sini?" Crystal Widjaja, co-founder Generation Girls bilang kalau keseimbangan gender di tempat kerja bakal membuat cara pikir suatu tim bisa beragam sehingga bisa menyelesaikan lebih banyak masalah dan tantangan sulit. Di artikel eksklusif ini kami mencoba menyoroti isu ini dan mewawancarai beberapa perempuan yang memegang posisi penting di industri teknologi. Yuk simak kisah selengkapnya! Nick Nash: kunci untuk IPO? Ikuti rule of 25 Menurut Nick Nash, waktu yang tepat untuk startup melakukan IPO adalah ketika laba kotor perusahaan telah mencapai atau mendekati angka US$25 juta di tahun fiskal terakhir mereka. Aturan ini dikemukakan olehnya pada acara Tech in Asia Conference 2020 Virtual kemarin. Tentu ini bukan aturan baku yang diikuti oleh semua startup. Tapi, angka ini jadi indikasi bahwa sebuah perusahaan siap untuk melakukan IPO. Sebagai pelanggan TIA ID+ kamu bisa menonton rekaman ulang video percakapan kami bersama Nick Nash sekarang. Strategi menjaga kewarasan di masa pandemi dari para startup Tidak cuma kamu, teman-teman di perusahaan lain juga sama-sama berjuang di tengah pandemi ini. Terutama, berjuang menjaga kewarasan karena rupanya menjadi introvert yang bisa nyaman tanpa interaksi sosial bukan untuk semua orang. Nah, di artikel ini, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh teman-teman di Gojek, Tokopedia, dan Tiket.com dalam membantu para karyawannya bertahan selama bekerja di rumah. Seru-seru lo strateginya. Nasib ride hailing kecil di bawah dominasi Gojek dan Grab Ada masanya ketika pasar Indonesia dibanjiri oleh ojek online warna-warni. Tapi, banyak yang tidak bertahan akibat kehabisan modal dan tidak bisa berkompetisi dengan pemain besar seperti Gojek, Grab, dan Uber (pada masanya sebelum bergabung ke Grab). Nah, di antara banyak bisnis yang gugur ternyata masih ada geliat para pelaku ride hailing kecil yang memilih untuk pivot dan mencari kesempatan lain. Bagaimana kisah mereka ya? Simak artikel ini untuk kisah selengkapnya. Peluang food startup yang mulai dilirik oleh investor UMKM Indonesia 35 persen diisi oleh dari usaha makanan, tapi startup makanan yang diinvestasi hanya 5% dari total uang yang digelontorkan investor untuk startup selama kurun waktu 2016 sampai 2020. Artinya, peluang dan kesempatan para pengusaha makanan sangat besar. Apalagi investor mulai berani menanamkan modal buat usaha seperti Kopi Kenangan dan Haus! Ini adalah salah satu data menarik yang bisa kamu dapatkan dari infografik dan data yang kami kumpulkan khusus untuk pembaca Tech in Asia ID+. Kamu bisa baca selengkapnya di sini. | | Konten yang bisa kamu nantikan di tahun 2021 dari Tech in Asia ID+ Tahun 2020 adalah tahun yang penting bagi transisi kami menjadi media premium dengan konten-konten eksklusif Tech in Asia ID+. Tapi, tentu saja perjalanan belum berakhir. Cari tahu berbagai konten yang bisa kamu expect di tahun 2021 mendatang. Baca gratis di sini | | Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini. Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox. Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!) | | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar