Halo Streight Face, Pernah dengar tentang metode Lean? Dalam pengembangan produk, pendekatan ini mengajak kita mulai dari validasi ide, meluncurkan produk berskala kecil dengan value proposition yang kuat, kemudian terus melakukan perbaikan melalui iterasi. Pengembangan produk dengan metode Lean berkaitan erat dengan jumlah iterasi yang banyak. Lalu apa saja yang harus kita perhatikan saat melakukan iterasi? Tenang, kami punya ulasan lengkapnya untuk kamu! Ngomong-ngomong, Tech in Asia Indonesia sudah punya akun TikTok, lo. Jangan lupa untuk follow kami di sini. — Diah, Tech in Asia | | Meminimalisasi risiko produk dengan metode Lean Sebenarnya, Lean Product Development muncul sebagai solusi agar entrepreneur dapat meluncurkan produk dengan risiko minimal. Tapi bila produk itu pada dasarnya buruk, iterasi enggak akan membantu. - Mulai iterasi sebelum produk jadi: Strategi pertumbuhan produk dapat dijalankan di semua tahap life cycle produk, bahkan sebelum produk itu jadi. Begitu pula dengan iterasi. Iterasi bisa terjadi sejak produk masih ada di tahap validasi ide, bahkan ini merupakan salah satu tahap iterasi terpenting.
- Jangan membuat MVP dengan mindset "asal berfungsi": Meskipun masih minim, konsumen bisa mendapat manfaat atau core value yang tajam. Produkmu juga harus sudah menggambarkan visi akhir yang kamu tuju, sehingga konsumen tahu ke arah mana produk itu akan berkembang.
Baca insight selengkapnya tentang iterasi produk, khusus untuk pelanggan Tech in Asia ID+ | | Data investasi startup Indonesia sejak 2019 Tim riset Tech in Asia telah menyusun dasbor yang menunjukkan perkembangan iklim investasi di Indonesia sejak awal 2019. - Pendanaan terbanyak: E-commerce jadi vertikal paling sering mendapat kucuran dana dari para investor, seperti pada layanan logistik yang fokus pada pasar e-commerce SiCepat dan marketplace mobil bekas Carmudi.
- VC paling aktif: East Ventures jadi perusahaan modal ventura paling aktif di Indonesia sejak awal 2019 lalu. Mereka konsisten menyalurkan pendanaan tahap awal dan Seri A. (Pengungkapan: East Ventures adalah salah satu investor Tech in Asia)
Akses data tren investasi selengkapnya, lewat artikel premium khusus pelanggan Tech in Asia ID+ | | Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya. | | | Nasib startup transportasi online kecil di bawah bayangan Grab dan Gojek Menghadirkan layanan pemesanan moda transportasi di Indonesia bukanlah perkara mudah dengan adanya dua pemain besar seperti Grab dan Gojek. Tonton gratis di sini (khusus pengguna terdaftar). | | Mantan CEO Gopay gabung ke Halodoc - Halodoc menunjuk mantan CEO GoPay, Aldi Haryopratomo sebagai bagian dari Board of Advisor mereka.
- Jonathan Sudharta selaku CEO dan co-founder Halodoc menyatakan Aldi menjadi salah satu mitra diskusi yang rutin memberikan masukan saat ia membangun Halodoc.
- Setelah keluar dari GoPay, saat ini Aldi juga menjabat sebagai komisaris eFishery.
Good Doctor rilis aplikasi terpisah dari Grab - Ini bukanlah akhir dari kerja sama Grab dengan Good Doktor. Perilisan aplikasi ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat, baik mereka yang merupakan pelanggan Grab ataupun yang bukan.
- Tidak ada perbedaan signifikan dari sisi layanan dengan Good Doctor di Grab. Startup healthtech ini masih fokus di layanan telemedicine, pembelian obat dan produk kesehatan, janji dengan tenaga medis, dan artikel kesehatan.
Google rilis fitur baru di Workspace - Sejumlah fitur baru ini hadir untuk memperlancar kolaborasi dan komunikasi para pengguna Workspace di seluruh dunia.
- Misalnya, fitur Assured Control dan Data Coverage memungkinkan admin tim Workspace bisa menentukan staf dari wilayah mana yang bisa mengakses akun perusahaan untuk memberi bantuan, hingga menentukan di wilayah mana data perusahaan disimpan dalam pusat data Google.
- Sementara, fitur layar kedua saat video call memungkinkan para peserta video conference dalam Google Meet yang memakai lebih dari satu layar untuk mengelola tampilan panggilan secara lebih leluasa.
| | | Di balik pesatnya pertumbuhan jumlah pengguna Canva Siapa yang enggak kenal dengan Canva? Startup desain grafis asal Australia ini punya 30 juta pengguna aktif bulanan yang berasal dari 190 negara. Salah satu alasan di balik pesatnya pertumbuhan jumlah pengguna Canva adalah cara mereka dalam mengoptimalkan pengalaman pertama pengguna atau product activation rate. Ingin tahu lebih banyak tentang product activation rate dan bagaimana cara mengoptimalkannya? Kamu bisa simak insight dari James Frankel selaku Strategis & Analis Canva di PDC'21 Virtual. Amankan tiket kamu sekarang dengan klik tombol di bawah, ya! | | ID+ LIVE Volume 2: UI/UX | 6 Maret 2021 - Belajar bareng Meidirasari Putri, UX Research Lead dari Tiket.com buat melakukan UX Research yang efektif dalam waktu singkat. Beli sekarang.
| | Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini. Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox. Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!) | | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar