Laman

Minggu, 21 Maret 2021

Bosan dengan pekerjaanmu sekarang? Yuk coba pivot |  #WeekendProduktif

#WeekendProduktif
bersama Hendri Salim

Happy weekend , Streight Face!

Ketika tekanan pekerjaan sedang memuncak dan deadline menumpuk, level stres seseorang biasanya akan meningkat, dan itu wajar. Namun apakah kamu tahu bahwa kebosanan juga merupakan salah satu faktor penyumbang stres? 

Beberapa riset mengatakan bahwa kebosanan memiliki hubungan langsung dengan stres, yang kemudian memengaruhi kesehatan dan kebahagiaan.

Hari ini, saya akan membicarakan kebosanan di tempat kerja. Ya, di kantor kamu.

Saya pernah beberapa kali merasa bosan saat bekerja, walau biasanya itu hanya bertahan beberapa jam atau hari saja. Secara umum, saya tidak merasa pekerjaan saya membosankan sama sekali. Malah sebaliknya, terkadang terasa sangat dinamis (baca: startup) sampai saya ngos-ngosan untuk mengejarnya.

Salah satu keuntungan startup (dan mungkin dapat juga disebut kutukannya) adalah kondisi kerja yang sangat dinamis sekali. Setiap minggu ada sprint yang berbeda, pergantian tahun pun kadang menyebabkan strategi dan arah perusahaan berubah.

Perubahan ini mungkin terasa mengganggu rutinitas, dan membuat orang bertanya, "ini perusahaan mau ke mana sih?" Namun di saat yang sama, situasi tersebut juga menghadirkan dinamika baru bagi anggota tim.

Namun bagaimana jika pekerjaan yang sudah kita jalani selama ini terkesan membosankan dan tidak pernah ada perubahan berarti?

Jika kita menanyakan hal tersebut pada sebuah startup, maka mereka mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan pivot jika bisnis sudah mulai stuck atau malah menurun. Walaupun ini terdengar seperti hal yang negatif, tapi hasilnya belum tentu buruk. 

YouTube sebelum menjadi platform video seperti yang kamu kenal sekarang adalah sebuah situs kencan berbasis video. Mereka mandek dengan produk mereka, lalu memutuskan untuk melakukan pivot, dan sisanya adalah sejarah.

Ketika sebuah startup melakukan pivot, mereka akan mencoba sesuatu yang baru, tapi dengan tetap menggunakan pengalaman dan keahlian mereka.

Pada contoh di atas, YouTube berhasil mengubah platform online dating menjadi platform untuk berbagi video. Keahlian mereka adalah video online, dan berdasarkan pengalaman mereka mempelajari bahwa banyak pengguna yang justru menggunakan YouTube untuk memamerkan hewan peliharaan mereka, daripada mencari jodoh.

Jadi, jika kamu sedang mengalami kebosanan (stuck) di pekerjaan kamu sehari-hari, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk melakukan 'pivot'. Namun bukan berarti kamu harus mencoba sesuatu yang 100% berbeda, atau mengajukan resign hari Senin besok. Skill yang sudah kamu bangun selama ini adalah modal kamu, di samping pengetahuan yang kamu miliki mengenai perusahaan tempat kamu bekerja sekarang.

Dengan langsung membanting setir dan berpindah pekerjaan, artinya kamu melepaskan dua aset berharga, yaitu keahlian dan pengalaman. Pivot terpintar yang dapat kamu lakukan adalah mencoba hal lain yang masih berhubungan dengan keahlian dan pengetahuan kamu saat ini.

Rizqi Maulana sudah bersama kami semenjak kami masih memiliki pembahasan game. Kami memutuskan untuk tidak melanjutkan pembahasan game, dan Rizqi pun turut berubah menjadi penulis startup dan teknologi. Terakhir, Rizqi memutuskan untuk melakukan 'pivot' dengan membuat data visual (berurusan dengan Google Data Studio dan pengolahan spreadsheet) serta infografik. Meski jabatan Rizqi sebagai Writer tidak berubah, tapi sepanjang karier dia terus mendorong diri dan melakukan pivot di luar comfort zone.

Jika kamu sedang memikirkan hal yang sama, maka Jenny Blake, mantan manajer Program Pengembangan Karier di Google, punya tips bagus yang saya rangkum di bawah ini.

Apa bagian paling menyenangkan atau terbaik dari pekerjaan kamu sekarang? 

Ini dapat menjadi indikasi skill utama kamu, karena orang cenderung menyukai hal yang mereka kuasai. Kamu sebaiknya menjadikan skill tersebut sebagai fondasi dasar dari pivot yang akan kamu lakukan.

Jika pivot ini sukses, maka apa definisi dari kesuksesan tersebut? 

Menjawab pertanyaan ini akan memberikan kamu arah atau target, sehingga kamu punya gambaran apa yang ingin dicapai. Misalnya, saya ingin menjadi jurnalis yang bukan saja menyampaikan berita tapi juga dapat melakukan investigasi dan melihat hubungannya dengan kejadian lain. Saya ingin bisa melihat sebuah kejadian dari sudut pandang yang lebih besar.

Siapa orang yang menjadi panutan kamu?

Memiliki mentor akan mempercepat proses pivot ini. Sosok panutan tersebut bisa datang dari internal perusahaan maupun dari luar. Namun, yang terpenting adalah apakah orang ini dapat dihubungi dan dimintai bantuan. Kebanyakan orang akan senang untuk membagikan pengalaman mereka, jadi jangan ragu untuk bertanya.

Skill apa yang ingin kamu kembangkan? 

Setelah memiliki gambaran tentang apa yang ingin kamu capai, pecah hal tersebut menjadi bagian yang lebih kecil. Setelah itu, perhatikan skill apa saja yang kamu butuhkan untuk meraih tujuan tersebut.

Misalnya, kamu mungkin perlu kemampuan yang lebih baik dalam pengolahan data, atau teknik wawancara. Setelah kamu identifikasi, buat rencana terstruktur untuk meningkatkan skill kamu, misalnya dengan mendaftar kelas online atau menghabiskan tiga jam dalam seminggu untuk belajar.

Eksperimen apa yang dapat kamu lakukan dalam satu hingga enam bulan ke depan?

Eksperimen di sini berarti melakukan hal-hal kecil yang akan membuat kamu lebih dekat kepada tujuan kamu. Misalnya, seorang reporter yang sehari-hari hanya fokus kepada pelaporan berita (apa yang terjadi) dapat membuat eksperimen kecil dalam satu minggu untuk membuat sepuluh topik investigatif. Setelah menemukan topik-topik tersebut, maka secara terpisah ia bisa mulai mengumpulkan data, mengidentifikasi narasumber, dan membuat draft.

Apa yang berhasil dari pivot ini?

Seiring kamu melakukan eksperimen, identifikasi apa yang berhasil dan ingin kamu fokuskan. Misalnya, kamu mulai suka melakukan riset mendalam dan ternyata hasil riset tersebut bahkan bisa mengejutkan diri kamu sendiri. Maka ini adalah tanda yang baik dan dapat menjadi fokus kamu.

Untuk mengakhiri newsletter minggu ini, mari kita lihat sebuah contoh rekayasa proses pivot dari awal sampai akhir.

Budi adalah seorang reporter lapangan selama tiga tahun terakhir. Tugasnya adalah datang ke lapangan dan meliput apa yang terjadi. Topik yang ia angkat memang selalu berbeda, tapi rutinitasnya tetap serupa. Budi pun mulai merasa bosan dan tidak berkembang.

Budi memutuskan untuk melakukan pivot dengan menggunakan langkah-langkah di atas.

Apa bagian terbaik dari pekerjaan sekarang?

  • Budi suka dengan jurnalisme. Walaupun rutinitasnya membuat bosan, tapi dia tidak bosan dengan jurnalisme secara umum.

Jika pivot ini sukses, maka apa definisi dari kesuksesan tersebut?

  • Budi dapat membuat tulisan atau laporan investigatif yang lebih menyeluruh, memberi tahu pembaca mengapa X bisa terjadi, apa hubungannya dengan Y, dan mengapa Z adalah faktor besar yang mempengaruhinya.

Siapa orang yang menjadi panutan Budi?

  • Salah satu senior di tempat perusahan Budi bekerja. Ia kemudian menghubungi beliau dan meminta waktu untuk diajarkan beberapa hal dasar mengenai liputan investigatif.

Skill apa yang perlu dikembangkan oleh Budi?

  • Budi mengidentifikasi bahwa dirinya akan membutuhkan kemampuan deduksi, pengolahan data, statistik dasar, teknik wawancara investigatif, serta kemampuan mencari data yang lebih baik di mesin pencari.

Eksperimen apa yang Budi lakukan?

  • Dalam satu minggu pertama, Budi mulai membuat draft dari lima topik yang selalu membuat dia penasaran.
  • Di minggu selanjutnya hingga enam bulan kemudian, Budi menyisihkan waktunya untuk mengembangkan topik-topik tersebut, melakukan riset, melakukan wawancara di sela-sela waktunya, sambil tetap mengikuti beberapa kursus online.

Apa yang berhasil dari pivot ini?

  • Budi merasa bertumbuh ketika berhasil membuat artikel atau laporan investigatif. Beberapa kelas online yang diikutinya benar-benar berguna, dan tiga dari lima laporan yang ia buat mendapatkan respon positif dari editor. Bahkan, satu editor merekomendasikan untuk benar-benar memublikasikan salah satu tulisan Budi.

Tentu saja itu adalah contoh yang ideal. Percobaan pertama untuk melakukan pivot mungkin tidak akan berjalan lancar, seperti yang terjadi pada banyak startup. Namun walau begitu, latihan ini akan menjadi sebuah mindset yang baik. 

Meski tidak semua percobaan pertama akan berhasil, tetapi pivot dengan sebuah struktur yang baik di dunia startup atau di kehidupan profesional adalah sebuah opsi yang penting untuk kamu pertimbangkan.


Happy weekend!

Salam,
Hendri Salim
CEO Tech in Asia Indonesia
Hai, terima kasih sudah membaca email mingguan Weekend Produktif sampai habis. Kamu punya komentar positif untuk tulisan ini? Kamu bisa langsung balas email ini, atau mengisi form komentar.

Semua tulisan Weekend Produktif saya bisa kamu temukan di situs web Tech in Asia Indonesia.

Tidak ingin menerima email dari kami lagi? berhenti berlangganan newsletter (kami bakal sedih!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar