Laman

Rabu, 17 Maret 2021

Apa semua startup harus berkantor di Jakarta? 🤔


Startup dan Teknologi Hari Ini


Rabu, 17 Maret 2021

Halo Streight Face,

Sebagai pusat pemerintahan dan aktivitas bisnis, Jakarta punya citra sebagai pintu masuk bagi perusahaan yang ingin berkiprah secara nasional. Makanya enggak heran kalau banyak banget startup yang tumbuh di kota ini. 

Tapi, apa sih kelebihan membuka kantor startup di ibu kota? Atau semua startup memang baiknya ada di Jakarta? 

Tenang, kami punya ulasan artikelnya untuk kamu. Cek di bawah, ya! 

— Diah, Tech in Asia

HIGHLIGHT

Apakah startup harus berkantor di Jakarta? 🤔


Kalau mengutip Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), lebih dari 50 persen startup yang tumbuh di Indonesia, berkantor di Jabodetabek. Tapi, apa benar startup lokal sebaiknya berkantor di ibu kota? 
  • Mempermudah komunikasi dengan regulator: Secara garis besar, ada beberapa alasan umum yang mendorong startup membuka kantor di Jakarta: menjangkau pasar korporasi (B2B), memiliki target ekspansi nasional, mempermudah komunikasi dengan regulator.
  • Galang dana bukan alasan: Kebutuhan menggalang dana yang biasanya dilakukan di Jakarta tak jadi alasan kuat bagi sejumlah startup untuk membuka kantor di Jakarta. Perusahaan modal ventura biasanya punya agenda roadshow ke berbagai kota di Indonesia setiap tahun. Startup di daerah bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan pendekatan.
  • Pertimbangkan product market-fit hingga biaya operasional: Sebelum memutuskan membuka kantor di Jakarta, ada baiknya startup mempertimbangkan berbagai hal seperti product market-fit, kesiapan talenta, hingga biaya operasional. 
Baca selengkapnya tentang pertimbangan dalam membuka kantor startup di Jakarta, khusus pelanggan Tech in Asia ID+ 

Riset East Ventures: daya saing digital di Indonesia makin merata


East Ventures baru saja merilis riset untuk memetakan daya saing digital di 34 provinsi dan 25 kota di Indonesia. Riset ini menunjukkan peningkatan skor median indeks daya saing digital dari 27,9 pada tahun 2020 menjadi 32,1 pada tahun 2021, yang artinya daya saing digital di Indonesia makin merata. 
  • Masih ada gap dalam pemanfaatan teknologi: Meski daya saing digital makin merata, kesenjangan antara input, seperti penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan output yang meliputi kewirausahaan, produktivitas, dan ketenagakerjaan.
  • Provinsi dengan daya saing digital tertinggi: Jakarta dan Jawa Barat mendapat skor tertinggi yaitu 77,6 dan 57,1. Sementara lima peringkat terbawah ditempati oleh provinsi di wilayah Indonesia timur seperti Papua, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
Akses riset dari East Ventures tentang daya saing digital di Indonesia di sini

ARTIKEL PREMIUM PILIHAN

Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya.

Cara Gojek Tangani Isu Miring
 

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita membedah sejumlah krisis yang pernah dialami perusahaannya, serta berbagi tip praktis untuk menanganinya.

Baca gratis di sini (khusus pengguna terdaftar).

DAILY DIGEST

Kabar utang dari Telegram 

  • Telegram Group Inc harus bersiap membayar utang kepada kreditur senilai Rp10 T yang akan segera jatuh tempo pada akhir April 2021. 
  • Di saat yang sama, Telegram harus menyiasati ongkos operasional yang membengkak akibat pertumbuhan platform mereka, setelah berhasil mendapatkan 10 juta pengguna baru pada tahun ini. 
  • Untuk menyiasatinya, Durov menerbitkan utang senilai Rp14,3 T, dengan imbalan ekuitas yang bisa didapat saat Telegram akhirnya go public di kemudian hari. 

TikTok Indonesia antisipasi lonjakan pengguna saat Ramadhan

  • Tahun lalu, peningkatan engagement pengguna TikTok meningkat sebesar 29 persen di bulan Ramadhan.
  • Untuk itu, TikTok Indonesia menyebut akan meluncurkan program khusus bagi pihak yang menggunakan TikTok for Bussiness. 
  • Harapannya, dengan lonjakan pengguna bulan depan, para pengiklan bisa memasarkan produk secara lebih efektif di platform TikTok.

India larang cryptocurrency

  • Pemerintah India dikabarkan tengah menggarap regulasi yang melarang berbagai kegiatan yang berkaitan dengan cryptocurrency, mulai dari trading, mining, hingga kepemilikan.
  • Semua pihak yang masih memiliki cryptocurrency kabarnya akan diberi waktu enam bulan untuk mencairkannya ke mata uang yang diakui.
  • Kabarnya, langkah ini diambil karena pemerintah setempat juga tengah menyiapkan mata uang digital mereka sendiri, sehingga semua mata uang digital milik swasta tidak diakui dan dianggap ilegal.

EVENT MENDATANG

  • PDC'21 Virtual | 7-8 April 2021
Temukan tip praktis dari 20+ expert di bidang pengembangan produk hingga kesempatan networking dengan para pemimpin industri teknologi. Pesan tiket sekarang di sini
  • Ask Me Anything: All about Product Manager | 18 Maret 2021
Yuk, ikuti sesi AMA (Ask Me Anything) bareng Hadikusuma Wahab, CPO dari Vidio.com! Di sesi kali ini, Hadikusuma Wahab akan membahas dan mengupas semua pertanyaan tentang Product Management. Reservasi gratis di sini.

LOKER MINGGU INI

Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar