Halo Streight Face, Apakah kamu salah satu pengguna layanan pay later? Kalau saya, sampai sekarang belum tertarik untuk pakai layanan ini. Saya pribadi lebih suka transaksi langsung ketika ingin membeli sesuatu, supaya enggak ada beban tagihan ke depannya. Lewat newsletter hari ini, saya mau bahas tentang sisi gelap layanan pay later yang patut untuk kamu simak. Selain itu, beberapa hal yang akan kita bahas antara lain: - Kerja sama Telkom dengan Netflix
- Softbank pimpin pendanan startup social commerce
— Diah, Tech in Asia | | Sisi gelap layanan buy now pay later Dirancang agar intuitif dan mudah digunakan, layanan BNPL menawarkan proses pendaftaran dan persetujuan yang cepat, tanpa ribet. Meski demikian, tren ini menuai kritik karena dinilai bisa menumbuhkan kultur belanja berlebihan hingga penumpukan utang. - Budaya konsumerisme: Sebuah survei terhadap 1.008 responden di Singapura menemukan, layanan BNPL mendorong para pengguna untuk berbelanja melebihi kemampuan mereka.
- Membatasi belanja impulsif: Perusahaan seperti Hoolah dan Rely mengatakan punya batas pengeluaran yang bisa dipersonalisasi agar para pengguna tidak berbelanja lebih dari kemampuan mereka. Sejauh ini, solusi yang ditawarkan adalah mendorong pembelian dengan rata-rata nominal rendah dan saldo utang rendah.
Baca selengkapnya tentang apa saja sisi negatif dari layanan pay later di sini, khusus pelanggan Tech in Asia ID+ | | Setiap bulannya pemilik akun gratis Tech in Asia Indonesia berkesempatan untuk membaca satu artikel premium pilihan kami. Baca gratis artikel di bawah atau lihat artikel premium lainnya. | | | Obsesi pada Pelanggan (Bukan Pesaing) Bantu Kami Dapatkan 1 Juta Pengguna Baru Tiap perusahaan punya jalan masing-masing untuk berkembang. Simak bagaimana JotForm mampu meraih 1 juta pelanggan baru tanpa memedulikan pesaingnya. | | Kerja sama Telkom dengan Netflix - Kerja sama ini meliputi peningkatan jaringan bandwidth domestik demi meningkatkan kualitas tayangan Netflix.
- Kerja sama ini diperlukan mengingat layanan streaming video kini telah mendominasi konsumsi bandwidth jaringan mereka hingga lebih 70 persen dari total traffic internet selama pandemi.
- Kabar ini secara tidak langsung mengakhiri rintangan panjang yang dihadapi Netflix sejak ketersedian layanannya mulai dirasakan di Indonesia tahun 2016. Sebelumnya, Netflix sempat mengalami berbagai macam kendala mulai dari masalah dengan perizinan regulator, hingga pemblokiran oleh penyelenggara jaringan internet di tanah air.
SoftBank Pimpin Pendanaan Rp404 Miliar untuk Startup Social Commerce Super - Startup social commerce asal Indonesia, Super, berhasil menghimpun pendanaan sebesar Rp404 M yang dipimpin oleh SoftBank Ventures Asia.
- Sejumlah investor sebelumnya seperti Amasia, Insignia Ventures Partners, Y-Combinator Continuity Fund, dan co-chairman Bain Capital Stephen Pagliuca, turut berpartisipasi dalam putaran pendanan Seri B ini.
- Dana segar ini bakal digunakan untuk memperkuat kehadirannya di Jawa Timur dan memperluas operasinya ke bagian timur Indonesia pada akhir tahun 2021.
- Startup yang didirikan pada tahun 2018 ini berupaya mengatasi masalah inefisiensi logistik di Indonesia yang menyebabkan mahalnya sebuah produk ketika masuk ke pedesaan. Mengatasi masalah ini, Super membangun jaringan agen yang dapat menjual langsung sebuah produk langsung dari produsen ke konsumen. Mereka fokus menjual produk Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) untuk meningkatkan volume penjualan.
| | - Fintech CXO Rountable | 4 Mei 2021
Event terkurasi tempat berkumpulnya para c-level dari industri fintech. Berminat untuk bergabung? Registrasi sekarang di sini. - The Intersection of User Experience with User Security | 6 Mei 2021
Semakin banyak perusahaan yang go digital membuat risiko kejahatan siber turut meningkat. Makanya, penting untuk menyelaraskan pengalaman pengguna dengan keamanan yang baik juga. Simak insight dari para pakar user experience dan cyber security di sini. - Tech in Asia Pitch Night | 22 Juni 2021
Tech in Asia mengundang enam startup dari Asia Tenggara untuk pitching bisnis mereka ke hadapan Charles Ferguson, general manager Globalization Partners. Kamu tertarik untuk mencoba? Daftarkan startup kamu di sini. | | Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter ini dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim marketing Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini. Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email indonesia@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox. Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!) | | | | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar